'
'rss '
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Welcome To My Core

12 February 2012

Wortel, Telur, atau Biji Kopi?

Seorang anak perempuan mengeluh pada sang ayah tentang kehidupannya yang sangat berat. Ia tak tahu lagi apa yang harus dilakukan dan bermaksud untuk menyerah. Ia merasa capai untuk terus berjuang dan berjuang. Bila satu persoalan telah teratasi, maka persoalan yang lain muncul. Lalu, ayahnya yang seorang koki membawanya ke dapur. Ia mengisi tiga panci dengan air kemudian menaruh ketiganya di atas api. Segera air dalam panci-panci itu mendidih. Pada panci pertama dimasukkannya beberapa wortel Ke dalam panci kedua dimasukkannya beberapa butir telur. Dan, pada panci terakhir dimasukkannya biji-biji kopi. Lalu dibiarkannya ketiga panci itu beberapa saat tanpa berkata sepatah kata.

Sang anak perempuan mengatupkan mulutnya dan menunggu dengan tidak sabar. Ia keheranan melihat apa yang dikerjakan ayahnya. Setelah sekitar dua puluh menit, ayahnya mematikan kompor. Diambilnya wortel-wortel dan diletakkannya dalam mangkok. Diambilnya pula telur-telur dan ditaruhnya di dalam mangkok. Kemudian dituangkannya juga kopi ke dalam cangkir. Segera sesudah itu ia berbalik kepada putrinya, dan bertanya: “Sayangku, apa yang kaulihat?” “Wortel, telur, dan kopi,” jawab anaknya.

Sang ayah membawa anaknya mendekat dan memintanya meraba wortel. Ia melakukannya dan mendapati wortel-wortel itu terasa lembut. Kemudian sang ayah meminta anaknya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah mengupas kulitnya si anak mendapatkan telur matang yang keras. Yang terakhir sang ayah meminta anaknya menghirup kopi. Ia tersenyum saat mencium aroma kopi yang harum. Dengan rendah hati ia bertanya “Apa artinya, bapa?” Sang ayah menjelaskan bahwa setiap benda telah merasakan penderitaan yang sama, yakni air yang mendidih, tetapi reaksi masing-masing berbeda. Wortel yang kuat, keras, dan tegar, ternyata setelah dimasak dalam air mendidih menjadi lembut dan lemah. Telur yang rapuh, hanya memiliki kulit luar tipis yang melindungi cairan di dalamnya. Namun setelah dimasak dalam air mendidih, cairan yang di dalam itu menjadi keras. Sedangkan biji-biji kopi sangat unik. Setelah dimasak dalam air mendidih, kopi itu mengubah air tawar menjadi enak.

“Yang mana engkau, anakku?” sang ayah bertanya.

“Ketika penderitaan mengetuk pintu hidupmu, bagaimana reaksimu? Apakah engkau wortel, telur, atau kopi?”

Bagaimana dengan ANDA?

Apakah Anda seperti sebuah wortel, yang kelihatan keras, tetapi saat berhadapan dengan kepedihan dan penderitaan menjadi lembek, lemah, dan kehilangan kekuatan?

Apakah Anda seperti telur, yang mulanya berhati penurut? Apakah engkau tadinya berjiwa lembut, tetapi setelah terjadi kematian, perpecahan, perceraian, atau pemecatan, Anda menjadi keras dan kepala batu? Kulit luar Anda memang tetap sama, tetapi apakah Anda menjadi pahit, tegar hati,serta kepala batu?

Atau apakah Anda seperti biji kopi? Kopi mengubah air panas, hal yang membawa kepedihan itu, bahkan pada saat puncaknya ketika mencapai 100 C. Ketika air menjadi panas, rasanya justru menjadi lebih enak. Apabila Anda seperti biji kopi, maka ketika segala hal seolah-olah dalam keadaan yang terburuk sekalipun Anda dapat menjadi lebih baik dan juga membuat suasana di sekitar Anda menjadi lebih baik.

Bagaimana cara agan menghadapi penderitaan? Apakah seperti wortel, telur, atau biji kopi?

11 February 2012

Mari Sejenak Membaca

Dari kejauhan, lampu lalu-lintas di perempatan itu masih menyala hijau. Jack segera menekan pedal gas kendaraannya. Ia tak mau terlambat. Apalagi ia tahu perempatan di situ cukup padat sehingga lampu merah biasanya menyala cukup lama. Kebetulan jalan di depannya agak lenggang. Lampu berganti kuning. Hati Jack berdebar berharap semoga ia bisa melewatinya segera. Tiga meter menjelang garis jalan, lampu merah menyala. Jack bimbang, haruskah ia berhenti atau terus saja. "Ah, aku tak punya kesempatan untuk menginjak rem mendadak," pikirnya sambil terus melaju.

Prit! Di seberang jalan seorang polisi melambaikan tangan memintanya berhenti. Jack menepikan kendaraan agak menjauh sambil mengumpat dalam
hati. Dari kaca spion ia melihat siapa polisi itu. Wajahnya tak terlalu asing. Hey, itu khan Bob, teman mainnya semasa SMA dulu. Hati Jack agak lega. Ia melompat keluar sambil membuka kedua lengannya.

"Hai, Bob. Senang sekali ketemu kamu lagi!"

"Hai, Jack." Tanpa senyum.

"Duh, sepertinya saya kena tilang nih? Saya memang agak buru-buru. Istri saya sedang menunggu di rumah."

"Oh ya?" Tampaknya Bob agak ragu.

Nah, bagus kalau begitu. "Bob, hari ini istriku ulang tahun. Ia dan
anak-anak sudah menyiapkan segala sesuatunya. Tentu aku tidak boleh terlambat, dong."

"Saya mengerti. Tapi, sebenarnya kami sering memperhatikanmu melintasi
lampu merah di persimpangan ini."

O-o, sepertinya tidak sesuai dengan harapan. Jack harus ganti strategi. "Jadi, kamu hendak menilangku? Sungguh, tadi aku tidak melewati lampu merah. Sewaktu aku lewat lampu kuning masih menyala." Aha, terkadang berdusta sedikit bisa memperlancar keadaan.

"Ayo dong Jack. Kami melihatnya dengan jelas. Tolong keluarkan SIMmu."

Dengan ketus Jack menyerahkan SIM lalu masuk ke dalam kendaraan dan
menutup kaca jendelanya. Sementara Bob menulis sesuatu di buku tilangnya. Beberapa saat kemudian Bob mengetuk kaca jendela. Jack memandangi wajah Bob dengan penuh kecewa. Dibukanya kaca jendela itu sedikit. Ah, lima centi sudah
cukup untuk memasukkan surat tilang. Tanpa berkata-kata Bob kembali ke posnya.

Jack mengambil surat tilang yang diselipkan Bob di sela-sela kaca jendela. Tapi, hei apa ini. Ternyata SIMnya dikembalikan bersama sebuah nota.
Kenapa ia tidak menilangku. Lalu nota ini apa? Semacam guyonan atau apa?
Buru-buru Jack membuka dan membaca nota yang berisi tulisan tangan Bob.

"Halo Jack, Tahukah kamu Jack, aku dulu mempunyai seorang anak perempuan. Sayang, Ia sudah meninggal tertabrak pengemudi yang ngebut menerobos lampu merah. Pengemudi itu dihukum penjara selama 3 bulan. Begitu bebas ia bisa bertemu dan memeluk ketiga anaknya lagi. Sedangkan anak kami satu-satunya sudah tiada. Kami masih terus berusaha dan berharap agar Tuhan berkenan mengkaruniai seorang anak agar dapat kami peluk. Ribuan kali kami mencoba memaafkan pengemudi itu. Betapa sulitnya. Begitu juga kali ini. Maafkan aku Jack. Doakan agar permohonan kami terkabulkan. Berhati-hatilah.

-Bob-"

Jack terhenyak. Ia segera keluar dari kendaraan mencari Bob. Namun, Bob sudah meninggalkan pos jaganya entah kemana. Sepanjang jalan pulang ia mengemudi perlahan dengan hati tak tentu sambil berharap kesalahannya dimaafkan.

Tak selamanya pengertian kita harus sama dengan pengertian orang lain. Bisa jadi suka kita tak lebih dari duka rekan kita. Hidup ini sangat berharga, jalanilah dengan penuh hati-hati. 

09 February 2012

Cara Dini Hindari Virus Pada Komputer

Di Indonesia, masyarakatnya mulai keranjingan dengan gadget yang bermacam model dan style, mudah mendapatkannya dengan berbagai variasi harga dan kualitas. Tapi tidak mengetahui bagaimana virus itu masuk melalui perangkat gadget yang anda miliki seperti PC tablet, PD, Iphone dan ponsel lainnya, untuk itu perlu mencegah gadget USB terjangkit virus hingga mungkin piranti gadget anda tidak dapat digunakan sama sekali. Lakukan pencegahan berikut ini sebagai antisipasi awal pada piranti anda.

1. Selalu lakukan scan antivirus.
Kita tidak pernah tahu komputer atau perangkat yang terhubung pada piranti gadget kita terjangkit virus atau tidak oleh sebab itu selalu terbiasa untuk melakukan scan antivirus terlebih dahulu, apalagi jangan sembarangan piranti gadget kita terhubung dengan komputer di warnet karena bisa dibilang disanalah gudangnya virus bila para pemilik warnet tidak melakukan rutinitas scan virus di komputernya.

2. Jangan sembarangan mendownload file
Kebiasaan memburu file atau musik melalui piranti gadget kita yang terkoneksi internet menjadi salah satu virus masuk bisa jadi spyware atau adware masuk dengan cara mengunduh sembarang file, untuk pencegahan pilih sumber aplikasi mengunduh yang jelas atau over the air yaitu provider ponsel atau piranti gadget anda menyediakan aplikasi server untuk kebutuhan pengunduhan file yang dibutuhkan.

3. Instal antivirus
Selalu pasang antivirus saat membeli perangkat gadget anda, atau tanyakan tentang antivirus yang cocok untuk gadget yang anda pilih kepada pemilik toko atau provider gadget sehingga ada referensi yang lebih baik untuk lakukan instal antivirus.

4. Lakukan Imunisasi
Selain memasang antivirus bukan berarti aman dengan kondisi piranti gadget anda, lakukan juga imunisasi pada piranti, hal ini bertujuan mencegah dari ancaman malware, contohnya aplikasi autorun.inf yang berjalan secara otomatis maka lakukan pencegahan dengan lakukan aplikasi yang banyak disediakan seperti USB Virus Scan dengan begitu dapat mendeteksi dan membuang langsung bila ada indikasi malware.

5. Lakukan backup data
Pencegahan berikutnya bisa lakukan dengan cara mengbackup kontak telepon, data penting lainnya yang tersimpan di piranti gadget anda. atau dengan lakukan layanan online untuk membackup data di ponsel atau piranti gadget.

6. Jangan sembarangan terima file
Jangan asal terima file atau data dari orang yang tidak kenal karena ada aplikasi mengirim pesan atau bluetooth yang sekaligue dapat mengirimkan adware ke ponsel atau piranti gadget.

7. Intip dulu pake windows explorer
Kalau mau buka flashdisk atau hardisk eksternal atau mau buka drive apapun, biasakan dari window explorer, soalnya biasanya virus bakalan menyamar jadi file autorun.inf yang dihidden, kalo kita klik 2x dari my computer, bakalan nyebar langsung tuh virus, tapi kalo dr windows explorer, istilahnya, ngintip dulu gan, ada yg sembunyi ga tuh trojan.

Semoga tips ini menjadi pencegahan awal untuk piranti gadget anda, sehingga bukan hanya membeli saja setidaknya anda mengetahui apa yang harus di lakukan untuk pencegahannya bila terjadi sesuatu pada piranti gadget anda.